Lanjutan….
Bagian terakhir.
Keterampilan Berpikir
Ada hal penting yang disampaikan dalam buku ini yang kurang (tidak ada) dalam program pembelajaran IPS di Indonesia: menghubungkan antara pengetahuan dengan keyakinan dan tindakan. (Padahal dalam Islam –agama yang dianut sebagian besar penduduk Indonesia– sudah diulas lebih dari seribu limaratus tahun yang lalu: iman itu dalam hati, diucapkankan dengan kata dan diamalkan dalam perbuatan, tapi itu akan dibahas dalam bab lain…)
Caranya? Latihan yang sistematis dalam proses pembelajaran di sekolah (bisa saja dalam institusi pendidikan yang lain) akan mengasah keterampilan berpikir. Hal dasar yang menjadi tujuan pembelajaran IPS adalah rangkaian keterampilan yang mendukung sikap-sikap yang rasional dalam situasi social.
Keterampilan itu adalah keterampilan berupa keterampilan dasar yaitu membaca dan matematika (aslinya: computation) ditambah beberapa keterampilan lain yang dikelompokkan dalam empat kategori keterampilan utama:
1. Keterampilan pengumpulan data Belajar untuk:
– mendapatkan informasi melalui observasi
– mencari informasi dari berbagai sumber
– membuat kompilasi, mengatur, dan mengevaluasi informasi
– memahami inti informasi dan membuat interpretasi dari informasi tersebut
– mengkomunikasikan informasi itu: lisan dan tulisan
2. Keterampilan intelektual. Belajar untuk:
– membandingkan: benda, ide, kejadian/peristiwa, situasi berdasarkan persamaan dan perbedaan
– melakukan klasifikasi, membuat kategori
– bertanya dengan pertanyaan yang sesuai, bertanya untuk mencari tahu…
– membuat kesimpulan, berinferensi
– membuat prediksi yang intelek dari sebuah generalisasi
3. Keterampilan menentukan keputusan. Belajar untuk:
– mempertimbangkan solusi alternatif
– mempertimbangkan konsekuensi dari setiap solusi
– membuat keputusan dan memberikan alasan yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokratis
– mengambil tindakan berdasarkan pada keputusan tersebut
4. Keterampilan interpersonal. Belajar untuk:
– melihat dari sudut pandang orang lain
– memahami keyakinan, perasaan, kemampuan, dan kekurangan diri sendiri dan bagaimana hal-hal tersebut mempengaruhi hubungannya dengan orang lain
– membuat generalisasi terhadap sebuah kelompok tanpa membuat stereotip dan membuat klasifikasi individu secara arbitrer (ini susah sekali….)
– mengenali nilai-nilai pada individu/orang lain berbeda dari nilai dirinya sendiri dan nilai kelompoknya juga berbeda dari individunya (susaaahhh)
– bekerja secara efektif dalam kelompok
– memberikan juga menerima kritik secara konstruktif
– mampu bertanggung jawab dan menghormati hak dan milik orang lain
Keterampilan berpartisipasi.
Sebagai warga (negara) yang aktif, seseorang akan menggunakan pengetahuan keyakinan dan keterampilan yang dipelajari di sekolah, ruang kelas, dan keluarga sebagai landasan berpartisipasi.
Menghubungkan ruang kelas dengan komunitas akan memberikan banyak peluang bagi siswa untuk belajar dasar-dasar keterampilan berpartisipasi, mulai dari observasi sampai advokasi. Untuk mengajarkan partisipasi program pembelajaran IPS perlu untuk menekankan pada keterampilan:
– bekerja secara efektif dalam kelompok: oragnisasi, perencanaan, membuat keputusan, mengambil tindakan
– membentuk koalisi berdasarkan kepentingan dengan kelompok lain
– persiasi, berkompromi, tawar-menawar
– sabar, dan teguh untuk mencapai tujuan
– mengembangkan pengalaman dalam situasi lintas kultural
Ini terjemahan dan adaptasi dari “Essential of Exemplary Social Studies Programs” dalam buku “Social Studies and the Elementary School Child. Hal. 32-33” Pembaca boleh setuju atau tidak dengan buku ini (bagian dari buku ini) tetapi bagi saya ini tetap menarik untuk dipraktekkan di sekolah-sekolah di Indonesia karena akan memperkaya kelas-kelas IPS kita.
Agung Wibowo
10 Maret 2009
Tinggalkan Balasan